Jumat, 15 Desember 2017

Refleksi Marketing Politik dalam Politik Lokal di Indonesia


Eksistensi kontestasi politik di Indonesia dari masa ke masa nampaknya semakin menarik. Proses demokrasi yang kita lihat di tengah masyarakat Indonesia mulai dari tingkat nasional sampai tingkat daerah begitu bervariasi mengingat derasnya alur perkembangan zaman, pola fikir masyarakat dan kemajuan informasi, komunikasi dan teknologi. Berbicara tentang pemasaran politik, tentunya terbesit dari fikiran kita tentang segala proses dan variasi dalam membumisasikan produk pasar yang dalam hal ini adalah pentolan partai politik dengan berbagai propaganda dan tak lain tujuannya adalah meraih suara para konsumen pasar politik atau sebut saja masyarakat. Namun kali ini saya akan meninjau bagaimana proses aplikasi marketing politik dalam perpolitikan lokal di Indonesia.
Dalam aplikasi marketing politik lokal di Indonesia ambil saja sebuah contoh pilkada yang dilakukan di seluruh daerah Indonesia ternyata berlangsung sedemikian sengitnya. Persaingan ketat yang terjadi antar partai politik didalam memperebutkan suara rakyat seolah berjalan begitu spontan terkadang lupa daratan lupa lautan. Berbagai cara pun dilakukan baik yang logis maupun non logis, norma sosial yang seharusnya mereka adalah makhluk sosial tak di hiraukan lagi bahkan norma agama yang jelas mereka adalah makhluk beragama yang mana dengan norma agama ini mereka berjalan dengan aturannya sekaligus memiliki ikatan emosional langsung dengan Tuhannya mengenai konsekuensi balasan atas apa-apa yang dilakukannya baik langsung maupun tidak langsung, baik di dunia maupun di kehidupan selanjutnya. Dari sini lah kita akan banyak menemukan beberapa aspek dan prilaku yang belum sesuai dengan yang semestinya baik dalam politik itu sendiri, kehidupan bersosial antar sesama, kehidupan beragama maupun dari sudut pandang lainnya.
Kelemahan dan kurang sesuainya prosedur marketing politik dari politik itu sendiri ialah praktik politik dalam marketing politik lokal di Indonesia yang bisa kita tinjau dalam hal strategi.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa marketing politik tidak hanya sekedar kampanye politik yang diklaim banyak orang pada umunya namun lebih dari pada itu, ada banyak tahap strategi yang sering kali para penjual produk politik melewati dan melupakannya. Diantaranya:
a)      Pemilihan dan penentuan pasar politik. Sebagaimana seorang yang ingin berjualan tentunya akan betul-betul sangat memperhatikan pemilih produknya baik dari demografis(usia, gender), demografis, ekonomi dan sebagainya. Setalah pemilihan target kemudian menentukan target pasar, dalam hal ini kandidat harus menentukan besarnya jumlah pemilih, tingkat persaingan dan kemampuan kandidat menentukan target pemilih. Namun kebanyakan para pelaku marketing politik mereka menggabungkan objek pasar ini tanpa pandang bulu, tanpa adanya klasifikasi yang tepat padahal sangat berpengaruh dalam cepat atau tidaknya diterima di masyarakat
b)      Penyusunan strategi. Strategi disini adalah pencitraan brand produk dan produk politik yaitu bagaimana menempatkan image yang bisa diterima para konsumen politik mulai dari identitas produk, prestasi dan slogan produk atau brand. Namun dalam proses ini kesalahannya para kandidat hanya mengedepankan popularitas tanpa memikirkan elektabilitas, sehingga banyak muncul pentolan yang unggul dalam hal popularitas bukan kualitas.
c)      Pengiklanan. Dalam proses ini akan menghasilkan pemasaran yang meluas ketika proses ini dikelola dengan cerdas,kreatif dan bijak. Tentunya dalam pengiklanan ini pula banyak terjadi ketidaksesusaian dalam menggunakan berbagai alat dan sarana informasi dan komunikasi. Salah satunya adalah penggunaan media sosial, ketika diperhatikan banyak terdapat produk politik yang menggunakan ini tanpa memperhatikan aturan yang bijak dan sportif seperti menjatuhkan pesaing laninya sehingga memicu perasaan tidak senang bagi konsumen yang melihatnya
d)     Monitoring atau evaluasi. Banyak dari pada pemasar politik yang tidak memperhatikan tahap ini. Padahal ketika semua tahap telah dilakukan, strategi telah terbentuk sempurna maka perlu adanya peninjauan ulang untuk memantau kekompakan tim dan perbaikan atas apa-apa yang telah disusun.
Dari strategi ini menjadi jelas bahwa marketing politik bukan hanya sekedar kampanya politik tapi rangkaian aktifitas-aktifitas yang bertujuan untuk menyampaiakan pesan, ide dan gagasan kepada target yang tepat dan akurat tetapi banyak yang tidak menghiraukan dan melewatkan kesabaran pada tahap-tahap strategi marketing politik ini. Husnudzon saya, mungkin sebagian karena ketidak tahuannya atau bahkan mereka terlalu nafsu untuk segera menikmati jabatan dan kursi “empuk” plus “embel-embel” yang dihasilkan ketika telah berhasil mencapai maksud tujuannya
Disamping strategi dalam politik tersebut yang menjadi sebab belum sesuainya prosedur marketing politik lokal masih banyak pula kita menemukan cacat marketing politik lokal yang terkadang dalam satu pihak berpengaruh terhadap suksesnya marketing politik namun merugikan pihak lain. Diantara beberapa ilustrasi yang berpengaruh terhadap jalannya marketing politik dibawah ini:
a)      Patron-Client. Kebanyakan dari para product politik yang  berperan sebagai patron merekrut berbagai pengusaha yang berperan sebagai client untuk bekerja sama yang menghasilkan hubungan timbal balik antara keduanya. Jika ini terus berlangsung terjadi maka otonomi daerah tidak akan berjalan secara efisien karena para product politik hanya membuat kebijakan  yang saling menguntungkan antar keduanya bukan malah membuat kebijakan yang berdasarkan aspirasi dari rakyat. Dalam hal ini partai politik akan sangat terbantu dalam suksesnya marketing politik untuk meraih kursi jabatan namun pada akhirnya rakyatlah yang kembali dirugikan.
b)      Money politik. Berbicara tentang suap nampaknya suap telah menjadi praktek KKN yang legal di Indonesia. Pasalnya, hal ini bisa banyak kita temukan dalam berbagai aktifitas di Indonesia khususnya dalam lingkup perpolitikan. Hampir dikatakan sebuah parpol tidak akan mulus dan sukses dalam marketing politik bila tidak menerapkan hal ini. Karena pada dasarnya kedua pihak yang menyuap dan disuap akan sama-sama untung. Para produk politik akan dengan mudah menyampaikan aspirasinya dalam marketing politik karena  dibelakang mereka telah berdiri banyak oknum-oknum yang disuap untuk mensukseskan orang yang menyuap sehingga dengan praktek ini sangat banyak kemungkinan para produk politik mencapai tujuannya. Lagi dalam hal ini rakyat sebagai subject demokrasi tak bernilai dan dirugikan.
c)      Kartel politik. Begitu banyak memang cara para aktor politik dalam melanggengkan dan mempertahankan statusnya yang masih tergila-gila akan kursi jabatan. Berbagai instansi dan lembaga pemerintahan, dianggap mampu menyediakan limpahan sumber daya bagi keberlanjutan hidup partai politik Oleh karenanya mereka akan terus melakukan berbagai cara termasuk kartel politik ini. Jikalau ditinjau dari sudut peluang  kartel politik ini memiliki akses yang cukup besar dalam suksesnya pemasaran politik. Pasalnya hubungan kapital disini lebih dikedepankan meyebabkan para elite lah yang menentukan alur majunya dan berkelanjutannya sebuah kekuasaan. Meskipun ini sangat menguntungkan bagi pelaku marketing politik, pada akhirnya hilanglah otoritas rakyat, kesenjangan antara elit dengan rakyat semakin nampak, partisipasi aspirasi dari rakyat melemah hingga pembangunan politik bangsa tidak berjalan.
d)     Dunia digital. Dunia digital saat ini merupakan hal yang sama sekali tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap waktunya, terutama dalam hal menunggu maupun melakukan kegiatan mereka lakukan dengan menonton televisi misalnya, mendengarkan radio dan berselancar di dunia internet. Perilaku yang semacam ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pelaku politik. Pada awalnya berbagai jenis Medsos seperti Faceboook, Instagram, Twitter hanya di gunakan untuk sekedar chat dan komunikasi satu sama lain. Namun seiring dengan majunya pola fikir dan sumber daya manusia sara prasarana semacam ini mereka jadikan wadah, senjata, alat penting dalam aktifitas marketing politik mulai dari pengenalan identitas produk marketing, slogan, aspirasi mereka juga dapat berkomunikasi langung dalam memnyampaikan aspirasi. Dengan ini saya rasa baik dalam politik lokal maupun nasional, dunia digital  ini sangat perlu dipertimbangkan penggunaannya. Karena tak hanya di kota, didaerah pun masyarakat sudah tak bisa lepas dari dunia digital. Namun tak hanya demikian, banyak pula dampak negatif dari adanya digital ini. Apabila masyarakat tidak pintar dan selektif menggunakannya tentu akan terjerumus olehnya karena tak semua yang tercakup di dalam dunia digital ini adalah benar.
Disamping banyaknya aspek marketing politik yang belum sesuai prosedurnya  ditingkat lokal di Indonesia ini, ada beberapa aspek yang telah sesuai didalamya baik dari Push Marketing, Pull Marketing maupun Pash Marketing. Pada umumnya berjalan sesuai dengan prosuder yang ada dalam marketing politik lokal, hanya saja tetap ada segelintir aktifitas didalamnya yang melibatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga sulit sekali proses marketing politik ini dinyatakan berjalan sesuai prosedur seutuhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refleksi Marketing Politik dalam Politik Lokal di Indonesia

Eksistensi kontestasi politik di Indonesia dari masa ke masa nampaknya semakin menarik. Proses demokrasi yang kita lihat di tengah masyar...